WELCOME IN Miza Blog !!!
Comitment - Piety - Knowledge - Integrity -Innovative

Senin, 25 April 2011

E-Education

Ayo, Bahu Membahu Terapkan E-Education di Indoensia
Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi di bidang pendidikan (e-education) saat ini menjadi kebutuhan yang tak bisa dielakkan. Penerapan e-education merupakan terobosan besar di dunia pendidikan yang terbukti mampu meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak kontribusi positif bagi aktifitas dan proses pendidikan.salah satu implikasi dalam impelemnatasi e-education adalah fasilitas jaringan international network (internet). Keberadaan internet sendiri mampu menembus keterbatasan yang selama ini terjadi dalam penggunaan konsep manual. Melalui internet memungkinkan seseorang dapat mengakses berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia.
Dalam dunia pendidikan, melalui fasilitas internet memungkinkan seluruh perangkat pendidikan untuk saling berinteraksi. Informasi yang diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet sebagai media utamanya telah mampu memberikan kontribusi yang sedemikian besar bagi proses pendidikan.
I. Latar Belakang
Peranan e-education yang begitu banyak memberi kontribusi positif idealnya harus diterapkan di semua lini pendidikan di Indonesia. Dari pendidikan dasar, menengah hingga ke pendidikan tinggi. Dari perdesan hingga perkotaan. Namun pada kenyataannya penerapan pendidikan berbasis elektronik secara merata di tanah air bukan tanpa kendala alias tidak semudah membalikkan telapan tangan. Banyak sekali kendala di Indonesia yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin pada institusi pendidikan.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) atau brainware, serta sejumlah kendala krusial lainnya, seperti proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. Soalnya, infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia belum cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Apalagi, seperti diketahui bahwa Cyber Law (undang-undang tentang dunia maya (internet-red)) belum diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.
Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia. dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan. Hal itu didukung oleh penetrasi komputer (PC) di Indonesia yang masih rendah.
Dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan Nasional 2005-2009 yang tertuang dalam Kepmen Mendiknas No. 32 Tahun 2005, permasalahan pendidikan di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga masalah besar, yaitu masalah yang berkaitan dengan: (a) Pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (b) Mutu, Relevansi dan daya saing keluaran (output) pendidikan, dan (c) Tata kelola, akuntabilitas dan citra publik tentang pengelolaan pendidikan.
Sebagai negara besar yang terdiri dari 17 ribu pulau dengan luas 5.193 ribu km persegi, jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa dengan penyebaran yang tidak merata, dan perkembangan fasilitas pendidikan yang kurang memadai, menyebabkan permintaan terhadap pendidikan tidak terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas. Lembaga pendidikan masih belum cukup jumlahnya dan lebih banyak terdapat di kota-kota besar, sedangkan sebagian besar penduduk berada di daerah pedesaan. Juga perkembangan penduduk yang cepat yaitu 2,27 % per tahun tidak seimbang dengan peningkatan daya tampung SMA dan Perguruan Tinggi yang rendah. Di samping itu, masih belum meratanya pembangunan ke daerah-daerah mengakibatkan juga kesenjangan kualitas pendidikan di Jawa dengan luar Jawa.
Keterbatasan anggaran tak bisa dipungkiri menyebabkan keterbatasan pengembangan pendidikan di tanah air. Namun demikian, kontribusi positif yang besar bagi perkembangan pendidikan, e-education menjadi salah satu solusi menerobos keterbatasan pendidikan konvensional yang berlaku saat ini. Untuk itu bagaimanakah seharusnya agar penerapan e-education dapat merata di tanah air.
II. Pembahasan
2.1. Konsep, Ruang Lingkup dan Komunitas E-Education
Konsep pendidikan dengan menggunakan inetrnet sebagai media disebur e-education dari kata e yaitu electronic dan education (pendidikan). E-education sendiri mempunyai pengertian:
* Pada prinsipnya bukan hanya membangun halaman Web
* Tidak hanya berkaitan dengan soal teknis mendigitalkan informasi sekolah melalui internet
* Mampu mengahdirkan suasana ilmiah di dubia cyber
Melalui konsep e-education yang menitikberatkan pembelajaran melalui media komputer dan internet diharapkan para pelajar dan mahasiswa dapat lebih memperluas ruang geraknya dalam memperoleh pendidikan sehingga tidak terpaku pada keterbatasan kapasitas institusi dan sarana prasarana lainnya.
Pengertian dari konsep e-deucation adalah :
* Sebuah sistem virtual, pararel dengan sistem nyata/fisis
* Bukan sekedar network, internet dan aplikasi berbasis Web
* Komponen-komponen non fisis, materi kuliah, tugas, diskusi, ujian dan sebagainya disajikan dalam format virtual
Ruang lingkup e-education adalah:
* -System informasi e-education
* Chatting
* News group
* Web page
* Rencana belajar
* Konsultasi elektronik
* E-laboratory
* E-books
* E-news
* Vidio conference
Komunitas E-Education adalah :
* Internal
* Penyelenggara institusi pendidikan
* Guru
* Siswa
* Eksternal
* LSM yang konsern terhadap pendidikan
* Pemerintah
* Pengguna lulusan
* Agen pendidikan
* Orang tuan siswa
* Penerbit e-book, e-media
* Penyedia infrastruktur e-education
* Forum lembaga pendidikan
2.2. Manfaat
Melihat peluang dan kekuatan yang ada dalam e-education, menjadi salah satu alternatif pilihan yang perlu untuk diterapkan dalam rangka memeratakan pendidikan di Indonesia. Karakteristik model ini sendiri mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauh, sehingga tidak terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan demikian, daerah-daerah yang awalnya sulit disentuh dengan model pendidikan konvensional, tentunya akan teratasi dengan penerapan IT dalam bidang pendidikan ini. Hal ini tentunya juga menjadi penghematan tersendiri dari sisi anggaran. Bukankah semakin jauh jarak yang ditempuh untuk mendapatkan informasi dengan cara konvensional memperbesar biaya, belum lagi risiko dan hambatan lain dalam perjalanan.
Manfaat lain dari implikasi IT dalam dunia pendidikan adalah memungkinkan kerjasama antara pendidik yang yang dididik untuk berinteraksi kendati letaknya berjauhan secara fisik. Dahulu, seorang murid harus berjalan jauh terlebih dahulu untuk menemui gurunya guna mendiskusikan suatu masalah. Namun, kini, hal tersebut dapat dilakukan di rumah dengan mengunakan fasilitas jaringan internet (mailing, chating). Tugas sekolah, makalah dan bahan untuk penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring dan mailing list. Dengan demkian batasan jarak bukan menjadi masalah lagi.
Pesatnya perkembangan IT, khususnya internet, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Di lingkungan perguruan tinggi misalnya, pemanfaatan IT bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik di dalam maupun di luar perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu pengadaan materi kuliah secara online sehingga materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.
Lingkungan akademis pendidikan di Indonesia yang mengenal alias sudah akrab dengan implikasi IT di bidang Pendidikan di antaranya UI dan ITB. UI misalnya, hampir di setiap fakultas yang terdapat di UI memiliki jaringan yang dapat di akses oleh masyarakat luas. Memberikan informasi bahkan bagi yang sulit mendapatkannya karena problema ruang dan waktu. Hal ini tentunya sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa atau bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya.
Pada tingkat pendidikan SMU, implikasi IT juga sudah mulai dilakukan kendati masih bersifat ”ekstrakurikuler” dan belum menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. IT belum menjadi media database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun, kendati begitu, prospek untuk masa depan penggunaan IT di SMU cukup terbuka.
Diisamping lingkungan pendidikan, implikasi IT pada kegiatan penelitian sangat urgen keberadaannya. Keberadaan internet dapat dimanfaatkan guna mencari bahan atau pun data yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut melalui mesin pencari pada internet. Situs tersebut sangat berguna pada saat membutuhkan artikel, jurnal ataupun referensi yang dibutuhkan.
Selain itu, sharing information dapat dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
2.3. Peran Pemerintah
Melihat hambatan dan keterbatasan yang ada, penerapan e-education di Indonesia bukan hal mudah untuk diterapkan secara merata dalam waktu dekat ini. Namun, hal itu bukanlah angan kosong yang tak mungkin terealisasi. Dalam hal ini, kebijakan pemerintah menjadi salah satu support yang harus ada. Lantas sejauhmana penerapan teknologi informasi pada dunia pendidikan di Indonesia sendiri?
Penggunaan e-education meski sudah dikenal namun masih belum familiar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Pasalnya, pemanfaatan IT ini di Indonesia baru memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapannya untuk bidang pendidikan.
Kendati upaya-upaya peningkatan kualitas mutu serta kuantitas yang membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah. Namun, usaha yang dilakukan pemerintah biasanya hanya bersifat konstitusional demi mendapatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global. Misalnya, dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan Ujian Negara (UN) dengan nilai sebesar 4,00 dengan tidak digabung dengan poin pada ujian praktek ditambah lagi tanpa ujian praktek.
Akibatnya, alih-alih berusaha untuk memperbaiki mutu pendidikan, kebijakan tersebut justru membuat semua pihak yang terlibat di dunia pendidikan, terutama guru dan murid menjadi seperti ”dikejar target”. Karenanya, berbagai cara pun ditempuh guna mencapai nilai tersebut. Namun sayangnya, sejumlah upaya yang ditempuh sebagian sangat jauh dari nilai-nilai peningkatan mutu itu sendiri.
Malahan dari suara-suara kontra UN, kebijakan tersebut bisa dibilang ”membunuh” potensi sejumlah siswa yang memiliki bakat dan keterampilan pada bidang yang tidak di UN-kan. Sehingga ia akan menjadi rendah diri karena tidak lulus UN, padahal ia memiliki keahlian pada bidang lain, seperti sastra atau IT misalnya.
Dengan demikian, sudah saatnya pemerintah termasuk para pelaku pedidikan memutar otak guna mencari formula yang tepat guna mengatrol mutu kualitas pendidik di Indonesia ini. Jika tidak, maka bangsa ini akan semakin tertinggal dari bangsa lain dari segala bidang kehidupan.
Selain itu, setiap sistem sekolah harus bersifat moderat terhadap teknologi yang memampukan mereka untuk belajar dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih cerdas. Dan penerapan teknologi informasi pada sektor pendidikan menjadi kunci untuk menuju model sekolah masa depan yang lebih baik yang dapat mencetak out put yang hi-tech dan berkualitas.
2.4. Peran Pihak Swasta
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di tanah air, munculnya pendidikan yang dikelola pihak swasta menjadi alternatif pilihan baru. Terlebih lagi, jika kualitas pendidikan yang ditawarkan mempunyai nilai lebih dari pendidikan secara formal yang dikelola pemerintah. Tak heran, jika saat ini terutama di kota-kota besar, sekolah berlabel, sekolah international, sekolah global dan lain-lainnya mendapat tempat di masyarakat. Meskipun untuk itu, mereka harus rela mengeluarkan cost yang relatif lebih besar.
Untuk sekolah-sekolah berlabel seperti itu, penerapan e-education tampaknya lebih terkondisikan untuk diterapkan secara optimal, sepanjang kebijakan dan kemauan pihak sekolah mengarah pada hal tersebut.
Karenanya, kemauan kuat masyarakat untuk memperoleh pendidikan berkualitas tentunya menjadi peluang tersendiri bagi pihak swasta untuk menjadikan e-education sebagai lahan investasi sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan ditanah air. Namun demikian, ketertarikan pihak swasta untuk berinvestasi di dunia pendidikan tek lepas dari peran pemerintah melalui kebijakan yang berpihak kepada para investor.
Sehingga apakah kecanggihan IT dapat diterapkan secara merata di Indonesia, tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta; toh pada akhirnya semuanya terpulang kembali kepada pihak pemerintah. Sebab, pemerintah-lah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan.
2.5. Tahapan Penerapan e-education
2.5.1. Tahapan Teknis
* Penyediaan dan memanfaatkan secara optimal perangkat komputet dalam laboratorium sekolah
* Membangun jaringan lokal dalam laboratorium tersebut
* Menghadirklan dan mengoptimalkan lingkungan internet di sekolah melalui pembangunan koneksi internet
* Membentuk dan mempersiapkan tim kerja yang tangguh untuk membangun dan memelihar we sekolah
* Mendigitalisasi materi pendidikan termasuk menciptkan sofware simulasi praktikum agar dapat diakses melalui internet
2.5.2. Tahapan Administrasi
* Persiapan perangkat peraturan dan perudang-undangan hingga juknis di lapangan
* Sosialisasi peraturan dan perundang-undangan tersebut ke seluruh lapisan masyarakat khususnya pengelola pendidikan
* Membangun sistem informasi e-education yang berfungsi untuk mencatat dan pembayaran biaya pendidikan
2.6. Metodologi
Rancangan sistem yang akan dibuat untuk mengolah data mengenai barbagai hal menjadi suatu interface yang terstruktur dan sistematis yang berfungsi untuk para pengguna dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan secara efektif dan efisien dimana menu aplikasi ini terdiri dari dua bagian, diantaranya:
eXpert
Pengguna dapat memilih suatu kategori tertentu, content kategori terpilih akan ditampilkan dalam aplikasi e-education dan informasi yang disediakan. Adapun informasi yang ditampilkan dalam aplikasi eXpert adalah berupa:. Pengguna juga dapat menggunakan form pencarian untuk mencari informasi yang dibutuhkan, sepertihalnya mata perkuliahan, dan sebagainya hanya dengan memasukkan kata kunci.
Builder
Bagian Builder hanya dapat diakses oleh administrator. Administrator mengelolah informasi yang akan diinformasikan pada bagian eXpert. Para administrator dapat membuat kategori dan menambahkan content berupa mata pelajaran/informasi yang dibutuhkan berupa: gambar, materi pembelajaran, rekaman materi pembelajaran, rubik/diskusi, dan dialog.. Administrator juga memiliki wewenang untuk menghapus data dan informasi yang sudah tidak dipergunakan lagi.
Diagram konteks (context diagram) adalah suatu gambaran keseluruhan dari proses suatu sistem yang telah dirancang secara garis besar. Berikut adalah gambar diagram konteks dari sistem pemanfaatan e-education sebagai sarana pembelajaran khususnya dalam bidang komputer
III. Simpulan
Penerapan E-Education dalam dunia pendidikan merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan dan kualitas pendidikan di tanah air. Untuk itu, perlu kemauan kuat untuk menerapkannya. Karena itu seluruh pihak yang terkait harus bahu membahu untuk mewujudkannya.:
Referensi :
1. Lukito Edi Nugroho, e-Education Model Pendidikan Masa Depan Indonesia
2. http://syopian.net/blogg?p=761
3. http://adrianto.ruangkopi.com/makalah/list_abstrak_6.php?recordID=116
4. Ifan Kurniawan, Iwan Puranto,Pemanfaatan E-Education Untuk Meningkatan Kualitas pembelajaran, http://journal.vii.ac.id/indexphp/Snati/article/viewfile/956/966
5. http://Iwancorse.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-ducation-untuk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.